Ribuan orang berkumpul disuatu lokasi perbelanjaan. "ada penjualan sendal dan sepatu karet impor dengan diskon," kata seorang ibu muda dengan penuh semangatnya. Tak lama setelah itu si ibu muda langsung menjadi bagian diantara ratusan orang yang mengantri untuk mendapatkan barang impor tersebut.
kejadian diatas memang kerap terjadi pada masyarakat di negara ini, menjadi konsumtif dianggap up to date atau mengikuti perkembangan jaman. untuk barang dari luar negeri, sebagian besar masyarakat menaruh kepercayaan dan perhatian yang cukup signifikan, sedangkan kreatifitas anak bangsa dianggap kurang berkualitas dan kuno.
sudah cukup lama memang bangsa indonesia menjadi "pasar global" dari negara penghasil produk atau barang, Mulai dari kendaraan bermotor sampai sendal jepit, semuanya masuk ke negara kita. seharusnya masyarakat sadar akan sifat westernisasi yang berakibat terhambatnya pengembangan kreatifitas anak negeri, selain itu dengan rajinnya masyarakat menggunakan barang impor berarti masyarakat mendukung pemusnahan usaha dalam negeri yang memproduksi barang serupa.
tapi menurut saya pribadi memanfaatkan barang impor memang ada baiknya dalam hal tertentu, misalnya mengimpor barang bermotor juga perlengkapan kedokteran (yang belum bisa dikuasai ilmuan indonesia), tapi untuk produk - produk ringan (pakaian,sandal juga air mineral) yang bisa dibuat anak bangsa kenapa harus memilih barang impor. sampai sekarang saya masih bingung mana yang harus dipersalahkan, kualitas barang lokal atau budaya westernisasi sebagian besar masyarakat. tapi yang jelas, sudah waktunya kreasi anak negeri dibangkitkan. Kita harus belajar lebih keras agar bisa mengejar ketertingalan ini, kita harus belajar lebih keras agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, agar bisa menjadi raja di istana sendiri. Hidup kreatifitas anak negeri !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar